Sabtu, 05 November 2011

AMBISI VS AMBISIUS, APA BEDANYA?
Beberapa minggu terakhir ini saya seperti ditakdirkan untuk melihat orang-orang yang penuh ambisi dan melakukan segala cara untuk mencapai ambisinya. Orang-orang keras yang penuh ambisi sehingga akhirnya menjadi ambisius.
Apa sebetulnya ambisi itu? Apakah bedanya dengan ambisius?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘ambisi’ adalah keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (spt pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu.
Hidup memang perlu ambisi. Tanpa ambisi, seseorang tidak akan ‘survive’ dalam hidupnya. Ambisi dalam kadar yang wajar dan secukupnya memang sangat berperan penting dalam kesuksesan seseorang.
Hanya saja jika ambisi ini menjadi sesuatu hal yang menghantui kita dan harus dicapai dengan segala cara, ini yang berbahaya. Begitu banyak kasus-kasus menyedihkan di negeri ini, baik di percaturan politik atau pun di dunia hiburan, yang merupakan hasil dari ambisi yang tidak kesampaian. Sebut saja saat sedang ramainya pemilihan caleg beberapa waktu yang lalu. Banyak di antara para caleg yang gagal, akhirnya menjadi penghuni rumah sakit jiwa dan jatuh miskin.
Itulah yang terjadi jika seseorang dengan ambisi yang besar menjadi ambisius dalam mencapai tujuannya. Keadaan ambisius inilah yang negatif, karena kadarnya menjadi tidak proporsional lagi. Orang yang ambisius akan cenderung melakukan apa pun dalam mencapai tujuannya, meskipun terkadang harus menghalalkan segala cara.
Saya terkadang sedih melihat orang-orang di sekitar saya terseret dalam ambisi tak proporsional ini. Mereka menjadi seperti terbutakan oleh hal lain. Siapa pun yang menghalangi tujuannya akan dibabat habis dengan segala cara, mulai dari  yang halus sampai yang kasar. Nuraninya menjadi tidak berfungsi, suara hatinya pun tak didengarkan. Ini baru yang terjadi di kantor yang skupnya kecil, bayangkan perseteruan yang terjadi di negara ini, pasti lebih mengerikan lagi.
Menjadi pengamat hal seperti ini sungguh menyiksa. Hati saya seperti terkotori hanya melihat dan merasakan hal ini. Perasaan menjadi tidak tentram karena keseimbangan lingkungan menjadi terganggu. Begitu naif-nya mereka, menyakiti diri orang lain dan diri mereka sendiri demi mencapai hal-hal yang semu...
Tapi jika direnungkan dalam-dalam.. sebenarnya siapa yang ‘menggerakkan’ mereka untuk berbuat seperti itu? Siapa.. ?? Sedangkan kita tahu, tidak akan ada selembar daun pun yang jatuh jika tidak seijin-Nya..
Ya Allah, semua yang ada dan terjadi di alam semesta ini tentulah sejalan dengan kehendak-Mu.. Semua orang-orang yang ambisius itu pun bertindak sesuai ketentuanmu.. Semua ini terjadi supaya kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah darinya.. Semua itu adalah ‘tontonan’ yang Insya Allah dapat menjadi ‘tuntunan’ bagi kita..
Jadi, yang harus terjadi.. ya terjadilah.. Janganlah kita terlalu sedih, terlalu marah atau terlalu gembira dan berlebihan dalam menyikapi sesuatu yang datang pada kita. Itu kata buku yang pernah saya baca he he.. Katanya, jalani saja hidup ini dengan mensyukuri apa pun yang datang kepada kita. Tentunya dibarengi dengan usaha dan ikhtiar yang optimal sesuai dengan kemampuan kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar